Sebut saja namanya Udin. Dia adalah seorang anak putus sekolah saat menduduki kelas 4 SD. Keterbatasan biaya dan pertimbangan orang tuanya membuat Udin harus meneruskan hidup dan belajar mandiri sejak umur 10 tahun. Di usia tersebut Udin sudah sering membantu membukakan batok kelapa di pabrik dodol samping rumahnya dengan upah 500 rupiah perhari. Kalau tidak salah waktu itu tahun 1993, dimana uang segitu masih sangat berharga dan bisa dibelikan berbagai keperluan ketimbang saat ini.
Dalam waktu 1 bulan, Udin bekerja tanpa libur sehingga bisa mengumpulkan uang sebanyak 15 ribu. Gaji pertama dia berikan kepada orang tuanya sambil berkata, “Bu.. saat ini Udin sudah bisa mendapatkan penghasilan sendiri. Nanti Udin mau kerja lebih keras lagi akh biar penghasilannya lebih besar lagi. Khan bisa perbaiki rumah ini nanti..” kata Udin sambil melihat atap dan dinding rumahnya yang sudah bolong bolong.
Tahun berganti dan Udin pun sudah tampil sebagai sosok pria yang gagah, tegap, dan berotot. Tangannya yang kasar membuktikan bahwa dia adalah seorang pekerja keras yang tidak sungkan untuk bekerja secara kasar menjadi kuli bangunan maupun kuli panggul. Di usia 19 tahun Udin mulai merasakan kesulitan ekonomi mengingat harga barang naik dengan drastik akibat pengaruh moneter tahun 1998. Dia pun berfikir bahwa bekerja dengan cara keras tidak akan mencukupi kebutuhan serta tidak akan mencapai kebutuhannya. Akhirnya dia menyisihkan beberapa rupiah dana miliknya untuk digunakan membeli buku yang membahas tentang trik bisnis, mengikuti seminar bisnis, dan mengambil berbagai peluang bisnis yang hadir kepadanya.
Anak kecil yang putus sekolah sejak kelas 4 SD itu, walau dengan bekal bisa menulis dan membaca saja ternyata mempunyai keinginan untuk maju dengan belajar ke berbagai sumber ilmu yang akan memberikan manfaat untuk keberhasilan usahanya. Tapi, perjalanan tidak semulus yang dibayangkan. Setelah naik turun dengan berbagai jenis bisnis yang dicoba, Udin tidak pernah menyerah dan tetap mencoba berbagai jenis bisnis lain yang konon kata orang sangat menguntungkan dan bisa memberikan hasil tanpa upaya yang keras.
Hal tersebut terus berlangsung hingga Udin berusia 25 tahun. Sudah tidak terhitung berapa jenis usaha yang pernah dicobanya, tidak terhitung pula berapa kerugian dan kegagalan yang pernah dialaminya. Dan kadang Udin juga sampai pada posisi paling bawah, dimana dia mendatangi saudaranya dan meminjam uang untuk bekal makan. Tetapi saat Udin mendapatkan rumusnya, dia pun mulai merangkak lagi dari posisi terbawah hingga ke posisi cukup stabil dan menyenangkan.
Dia menemukan sebuah peluang bisnis dengan keuntungan yang lumayan dari bisnis produk herbal. Mulai deh Udin mengeluarkan modal untuk membeli produk, menyetoknya, lalu melakukan promosi kesana kemari, bahkan melalui media online dan social media. Dari berbagai pengalaman kegagalan yang dialami, Udin jadi tahu jurus rahasia untuk mencapai sukses dalam berbisnis produk herbal tersebut hingga seiring berjalannya waktu, hanya dalam kurun waktu kurang lebih 10 bulan menekuni usaha tersebut, akhirnya Udin bisa menjadi Pusat Grosir untuk produk herbal tersebut.