Kasus peretasan Sony Pictures semakin hari semakin menarik saja. Virus yang dijadikan senjata hacker untuk melumpuhkan Sony pun kini menjadi sorotan. Seperti apa kehebatannya?
Percaya atu tidak, saking hebatnya virus ini, juru bicara dari Sony bahkan mengatakan bila virus yang dipakai oleh hacker untuk menyerang mereka 'sangat canggih'. FBI pun mendeskripsikan virus tersebut sebagai malware penghancur yang dapat memusnahkan semua data yang ada di komputer berbasis Windows, Ars Technica (04/12).
Bahkan, memo yang dibuat oleh FBI juga menyatakan bila virus yang disebut 'wiper' itu dapat menyebarkan dirinya lewat jaringan berbagi data agar bisa langsung menyerang server utama Windows.
Setelah itu, virus tersebut akan mengacak-acak atau mencuri data semua sistem yang berhasil dia infeksi sambil terus 'berkomunikasi' dengan hacker pengirimnya.
FBI atau hali komputer dari Sony pun diklaim masih belum bisa melindungi komputer-komputer publik atau perusahaan agar tidak terkena serangan virus wiper. Sebab, virus tersebut baru akan terdeteksi saat benar-benar diaktifkan oleh si hacker atau penghancuran data oleh si virus sudah dimulai.
Namun, publik bisa sedikit bernapas lega sebab beberapa sumber juga menyatakan bila untuk bisa pertama kali menanamkan virus ini pada jaringan komputer Windows, harus dilakukan kontak secara fisik alias offline. Oleh sebab itu, Sony Pictures sebelumnya mencurigai ada pihak dalam yang ikut berperan dalam kasus hacking yang menimpa mereka.
Lebih lanjut, Re/code menyatakan bila Sony Pictures sudah bersiap untuk mengumumkan keterkaitan virus tersebut dengan Korea Utara. Ya, mereka menemukan kemiripan virus 'wiper' yang dikirim oleh hacker #GOP dengan virus yang dikirim oleh hacker Korea Utara untuk menyerang perusahaan-perusahaan di Korea Selatan.
Percaya atu tidak, saking hebatnya virus ini, juru bicara dari Sony bahkan mengatakan bila virus yang dipakai oleh hacker untuk menyerang mereka 'sangat canggih'. FBI pun mendeskripsikan virus tersebut sebagai malware penghancur yang dapat memusnahkan semua data yang ada di komputer berbasis Windows, Ars Technica (04/12).
Bahkan, memo yang dibuat oleh FBI juga menyatakan bila virus yang disebut 'wiper' itu dapat menyebarkan dirinya lewat jaringan berbagi data agar bisa langsung menyerang server utama Windows.
Setelah itu, virus tersebut akan mengacak-acak atau mencuri data semua sistem yang berhasil dia infeksi sambil terus 'berkomunikasi' dengan hacker pengirimnya.
FBI atau hali komputer dari Sony pun diklaim masih belum bisa melindungi komputer-komputer publik atau perusahaan agar tidak terkena serangan virus wiper. Sebab, virus tersebut baru akan terdeteksi saat benar-benar diaktifkan oleh si hacker atau penghancuran data oleh si virus sudah dimulai.
Namun, publik bisa sedikit bernapas lega sebab beberapa sumber juga menyatakan bila untuk bisa pertama kali menanamkan virus ini pada jaringan komputer Windows, harus dilakukan kontak secara fisik alias offline. Oleh sebab itu, Sony Pictures sebelumnya mencurigai ada pihak dalam yang ikut berperan dalam kasus hacking yang menimpa mereka.
Lebih lanjut, Re/code menyatakan bila Sony Pictures sudah bersiap untuk mengumumkan keterkaitan virus tersebut dengan Korea Utara. Ya, mereka menemukan kemiripan virus 'wiper' yang dikirim oleh hacker #GOP dengan virus yang dikirim oleh hacker Korea Utara untuk menyerang perusahaan-perusahaan di Korea Selatan.