Wahana ruang angkasa NASA yang tengah menuju Planet Pluto, New Horizons, mendapati bentuk-bentuk seperti permukaan tanah di planet dingin itu, termasuk sebuah tudung kutub.
Dengan masih menyisakan jarak 97 juta km sebelum pertemuannya dengan Pluto pada 14 Juli 2015, New Horizons sudah mampu menangkap cahaya dan tambalan gelap pada permukaan Planet Pluto yang saat ini sekitar 32 kali lebih jauh dari Bumi ketimbang ke Matahari.
"Kami mulai melihat gambaran-gambaran menarik seperti kawasan terang dekat kutub Pluto," kata kepala sains NASA John Grunsfeld merujuk pada apa yang diyakini para ilmuwan sebagai sebuah tudung kutub es.
Dalam citra-citra itu, Pluto terlihat seperti sebuah gumpalan kecil yang sangat kabur, namun para ilmuwan sudah bisa menyaksikan ada hal yang sangat aneh pada permukaan Pluto.
"Jarang melihat planet apa pun pada sistem tata surya, dalam resolusi yang rendah ini, yang bisa memperlihatkan tanda-tanda permukaan sekuat itu," kata kepala ilmuwan New Horizons Alan Stern, pada Institut Riset Barat Daya di Boulder, Colorado, kepada wartawan dalam telekonferensi.
"Jika Anda punya citra serupa mengenai Merkurius atau bahkan citra Mars, Anda tak akan menyaksikan unit peremukaan sebesar yang Anda lihat di sini di Pluto. Itu sangat menjanjikan," sambung Stern.
Mengingat Pluto serupa dengan Uranus, New Horizons bisa melihat dengan stabil salah satu kawasan kutubnya yang dalam cita terlihat konsisten lebih terang dibandingkan wilayah-wilayah lainnya. Para ilmuwan menduga kutub itu ditutupi tudung es netrogen yang sangat reflektif.
New Horizons sudah menjelajah menuju Pluto selama 9,5 tahun.
Untuk semantara, Pluto yang dianggap sebagai planet kesembilan dan sekaligus planet terjauh dalam sistem tata surya, telah diturunkan statusnya sebagai "planet cebol" setelah para ilmuwan menemukan planet ber-es yang serupa dengan Pluto di bagian belakang sistem tata surya.
Ketika para ilmuwan bersiap mendapatkan pandangan jarak dekat pertama tentang Pluto, misi ruang angkasa lainnya ke planet terdekat dalam sistem tata surya, justru mendekati ajalnya.
Kehabisan bahan bakar setelah empat tahun mengorbit, wahana ruang angkasa NASA Messenger diperkirakan melakukan pendaratan darurat di Merkurius Kamis waktu AS atau Jumat WIB esok, demikian lansir Reuters. [tar]