Reinhardt mengungkapkan bahwa para ilmuan Nazi pernah berencana mengubah nyamuk menjadi senjata. Mereka menginfeksi nyamuk dengan penyakit malaria kemudian melepaskannya ke pasukan musuh menggunakan pesawat terbang.
Begini bunyi catatannya: “Mereka meneliti jenis nyamuk tertentu yang bisa hidup tanpa makanan dan air sampai empat hari. Hal ini diyakini bahwa Nazi mencari cara untuk menjatuhkan serangga yang terinfeksi tersebut di daerah penduduk yang memungkinkan nyamuk malaria tersebut menginfeksi penduduk sebanyak mungkin.”
Seperti dikutip Huffington Post edisi Kamis 6 Februari 2014, Reinhardt menulis dalam abstrak artikelnya: “Lembaga ini dipimpin oleh peneliti serangga Eduard May,” tulisnya. Akan tetapi, rencana Nazi itu ternyata bertentangan dengan aturan pelanggaran penggunaan senjata kimia dan biologi dalam Protokol Jenewa tahun 1925. Apakah Adolf Hitler mematuhi peraturan itu? Belum tentu. Karena kamar gas Nazi membuktikan adanya persediaan Reich Ketiga untuk menggunakan racun terhadap warga sipil pada saat itu.
Akan tetapi, beberapa sejarawan berpendapat bahwa Hitler sebenarnya tidak menyetujui taktik “senjata nyamuk” itu dalam perang. Reinhardt juga memberikan pengakuan dalam artikelnya bahwa bukti penggunaan nyamuk sebagai senjata biologis masih tidak meyakinkan.
“Ide untuk menghasilkan nyamuk terinfeksi malaria dan menjatuhkannya ke pasukan musuh tidak didokumentasikan dengan baik dalam catatan sejarah,” kata Reinhardt dalam artikelnya. (sumber)