Sekedar mengulang pepatah, lain ladang lain belalang, lain lubuk lain ikannya, yang artinya kira-kira beda suku beda budaya, ternyata banyak sekali hal yang harus kita perhatikan dalam perjalanan kita ke luar negri. Bukan hanya persiapan fisik dan mental, tapi setidaknya ada beberapa budaya yang harus pelajari untuk menghindari salah kaprah. Beberapa hal yang tampak remeh temeh di mata kita, belum tentu bisa diterima dengan mudah oleh orang dari budaya lain.
Ada beberapa hal penting yang harus anda ingat, untuk menghindari perjalanan anda berubah menjadi mimpi buruk. Ada beberapa kode tangan (hand gesture) dan beberapa etiket penting yang harus anda ingat untuk menghindari lawan bicara anda tersinggung berat.
1. Kode "Aduh, terima kasih, sudah kenyang."
Tangan Terbuka (c) ticledbyfire.com
Biasanya kita mengatakan kalimat diatas dengan tangan terbuka menghadap ke arah orang yang kita ajak bicara. Di negara kita, yang jelas hal ini malah bersifat sopan, dengan menampik tawaran dengan halus, apapun alasannya.
Tapi tidak di Yunani! Negri tempat asal berbagai filsuf terkenal ini menganggap kode tangan seperti ini sangat menyinggung. Tentu kita bertanya "Lho? Di mana saya menyinggungnya?" sambil menggaruk kepala (yang sebenarnya tidak gatal juga). Ternyata kode tangan seperti ini sangat erat kaitannya dengan sejarah bangsa Yunani.
Pada era kekaisaran Byzantium, para penjahat akan diarak keliling kota dengan wajah diwarna hitam sebagai tanda bahwa dia merasa malu akibat perbuatannya tadi. Masih sangat beruntung jika wajahnya hanya diwarna hitam dengan arang, karena tidak jarang juga wajah penjahat tadi akan diwarna hitam dengan menggunakan kotoran.
Kode tangan seperti tadi, (yang dalam bahasa Yunani disebut Moutza) adalah kode tangan yang seakan sedang menempelkan kotoran ke wajah penjahat. Dengan kata lain, anda menghina lawan bicara anda dengan mengatakan "Nih, kamu harusnya malu!!". Jadi jika di Yunani, wajib anda ingat secara baik dan benar untuk tidak menggunakan kode tangan ini!
2. Kode "Keren! Hebat tuh"
OK (c) trueconfessions.com
Di negara kita sih artinya positif sekali, dari persetujuan (biasanya muncul di jalanan di Jakarta jika ada orang yang mau mengalah), sampai pujian (yang biasanya diikuti kata-kata "Hebat!!"), bahkan sampai dijadikan pengiring slogan salah satu TV Swasta Nasional di negara kita. Intinya jika jempol diangkat diatas, semuanya sudah berjalan dengan baik.
Tapi, sangat sangat disarankan agar anda tidak menggunakannya di beberapa negara di Timur Tengah, Afrika Barat, dan sebagian negara di Amerika Selatan. Bingung bukan? Diantara kita yang sudah pernah ke negara seperti Arab Saudi untuk beribadah haji atau umrah mungkin tidak mengalami kesulitan menggunakan tanda ini, tapi di beberapa negara kecil di jazirah Timur Tengah lebih baik anda berhati-hati sekali.
Kode tangan dengan jempol diatas tadi bisa berarti penghinaan besar-besaran. Karena di beberapa negara ini, tanda tadi berarti bahwa anda akan menghina dengan cara memasukkan jempol tadi ke lubang dubur lawan bicara anda (apalagi jika diikuti dengan wajah bengis dan penuh dendam). Maka, daripada salah kaprah, lebih baik anggukan kepala dan tersenyum manis, pasti salah kaprah akan dihindari dengan sangat baik.
3. Kode "OK"
OK (c) virginmedia.com
Kode yang ini hampir pasti diterima sebagai "semua sudah beres!" di berbagai negara. Kode yang dibentuk dengan menyatukan ujung jari telunjuk dan jempol sehingga membentuk lingkaran, serta tiga jari sisanya (jari tengah, manis dan kelingking) berdiri ini tidak dapat dipungkiri adalah tanda "OK" yang diterima berbagai lapisan masyarakat!
Tapi... sekali lagi tidak di Brazil. Presiden Nixon pernah membuat kesalahan besar dengan menggunakan kode tangan seperti ini pada saat kunjungan kenegaraan ke Brazil pada tahun 50-an. Yang berakibat semua penduduk Brazil yang melihat tayangan atau melihat langsung terperangah karena kode tangan yang ditunjukkan oleh seorang Kepala Negara Amerika Serikat (di masa itu, tentunya).
Memang apa ya salahnya? Ternyata tanda itu adalah tanda hinaan yang dalam bahasa Inggris "Go F**k Yourself" atau dengan arti harfiah "Pergi Mas***b**i sanah!" Kasar sekali bukan? Maka, seharusnya, anda menghindari tanda ini apabila anda memutuskan untuk mendamparkan diri ke Brazil di perjalanan berikutnya. Ganti saja dengan jempol terangkat (yang sebaiknya tidak anda lakukan di negara-negara seperti Timur Tengah, Afrika Barat dan beberapa negara Amerika Selatan - lebih jelasnya lihat nomor 2) jika anda suka atau setuju dengan sesuatu.
4. Katakan dengan Bunga
Bunga (c) Budsinbloom.com
Seikat bunga segar tentunya sangat manis, apalagi bagi seorang wanita. Dengan memberikan seikat bunga kecil, kepada seseorang, tentunya anda akan ingin memberikan kesan baik dan manis kepada mereka yang menerimanya.
Tapi, jangan sampai anda memberikan bunga dalam jumlah genap di Rusia! Bayangkan anda memberikan seikat bunga, yang isinya enam tangkai mawar kepada Maria Sharapova, saking anda kagum atas prestasinya di bidang olahraga. Anda bisa-bisa ditangkap para bodyguardnya. Tentunya anda bingung, "Salah saya apa ya?" dengan pandangan kosong melompong kebingungan.
Ternyata di Rusia, bunga dalam jumlah genap hanya diberikan pada saat pemakaman saja. Jadi dengan kata lain, jika anda memberikan bunga dalam jumlah genap kepada seseorang, berarti anda malah mengharapkan orang tadi cepat meninggal.
Jika anda kebetulan singgah di Bangladesh, jangan pernah juga memberikan bunga putih (bunga apa saja, termasuk di dalamnya melati, mawar putih, krisan putih), yang penting jangan sampai putih! Kenapa? Alasan yang tidak jauh berbeda dengan Rusia, bunga putih hanya dipersembahkan kepada mereka yang sudah meninggal dunia.
Maka, lebih baik, berhati-hatilah dalam memberikan bunga, mawar merah dengan jumlah ganjil akan lebih baik dan lebih mudah diterima di mana-mana.
5. Habiskan Makanan di Piring
Piring Bersih (c) Citypages.com
Tentunya kita masih ingat kata ibu kita "Jangan biarkan nasi-nya sisa, nanti nasinya nangis lho!" Jadi, ketika kita mendapat sajian pada saat makan bersama di rumah orang lain, kita tentunya akan berusaha menghabiskan makanan yang disajikan, bagaimanapun rasanya.
Tapi, walaupun makanan tadi sangat nikmat dan menggugah selera anda, janganpernah habiskan makanan yang disajikan tuan rumah anda, apalagi di China, Thailand atau Filipina. "Kan kita malah menghargai, orang sudah susah dimasakin, masa nggak kita habiskan?" demikian tentunya pemikiran anda.
Di negara seperti China, Thailand dan Filipina, yang pernah memiliki sejarah besar dalam kesulitan makanan, maka tuan rumah akan berusaha susah payah agar anda sebagai tamu makan kenyang dan puas. Jika anda menghabiskan makanan di piring, dengan kata lain (bagi mereka tentunya) anda mengatakan bahwa "Yaelah, kurang nih makannya, kalo cuman segini." Atau secara tidak langsung, anda memberikan tanda bahwa anda tidak puas dengan porsi makanan yang disajikan kepada anda!
Lucu bukan? Memang benar apa kata pepatah, lain ladang lain belalang, lain lubuk lain pula ikannya. Tidak ada salahnya anda mengikuti adat istiadat yang ada. Seperti kata orang tua dulu, di mana langit dipijak, di situ bumi dijinjing. Selamat berkelana, dan nikmatilah liburan anda dengan aman dan nyaman!
sumber : http://zonapencarian.blogspot.com/2015/05/hati-hati-ke-luar-negri.html