Kejadian ini sudah terjadi cukup lama, tepatnya pada tahun 1897. Saat itu, Elva Zona Heaster Shue ditemukan tewas oleh seorang anak laki-laki tetangganya dalam keadaan yang tidak wajar. Kepalanya miring, kedua kakinya lurus, satu tangannya tergeletak di samping tubuhnya, sementara tangan yang lain berada di dada.
Tak berapa lama kemudian, seorang dokter, George W. Knapp datang untuk memeriksa keadaan Elva. Namun saat dia datang, suami Elva sudah datang, memandikan, dan mendandaninya dengan baju berkerah tinggi. Saat Knapp akan mengautopsi mayat Elva, suaminya memeluk kepala perempuan itu dan terus menangis. Hingga akhirnya Knapp tak bisa melakukan autopsi dan memutuskan bahwa kematian Elva Shue dikarenakan oleh komplikasi kehamilan.
Mayat Elva dibawa untuk dikebumikan di rumah masa kecilnya. Selama proses pemakaman suami Elva bertingkah aneh. Dia terus saja mengutak-atik mayat Elva. Mengenakan pakaian tak wajar sebagai gaun pemakamannya. Dia mendandani Elva dengan baju berkerah tinggi dan syal. Kemudian menutup kepala Elva dengan kain dan menutupi wajahnya. Dia juga menaruh bantal serta gulungan kain di bawah kepala Elva. Semua orang heran, namun hanya menganggapnya sebagai keanehan yang wajar karena suami Elva sedang dalam masa berkabung.
Semua orang tak menaruh curiga, kecuali ibu Elva, Mary Jane Heaster. Sejak lama dia sudah tidak menyukai suami Elva. Dia yakin bahwa pria itu membunuh putrinya. Setiap hari dia selalu berdoa agar Elva kembali dari kematian dan menunjukkan kebenaran tentang kematiannya.
Doanya terkabul. Hantu Elva mendatanginya selama empat malam berturut-turut untuk menceritakan kejadian yang menyebabkan kematiannya. Dia mengatakan bahwa suaminya, Shue, dengan kejam menganiayanya karena dia tidak membuat masakan daging untuk makan malam. Shue telah mematahkan lehernya, hingga kepalanya terbalik. Setelah itu, hantu Elva pun menghilang sambil terus melihat ibunya.
Mary Jane pun segera mendatangi jaksa penuntut di kota, John Preston, dan meminta kasus kematian anaknya kembali diselidiki. Tak jelas apakah Preston mempercayai cerita hantu yang dikatakan oleh Mary Jane, namun Preston segera menemukan kejanggalan-kejanggalan dalam kematian Elva ketika dia mulai mencari fakta-fakta yang ada.
Akhirnya Preston membuka kasus kematian Elva kembali dan mengautopsi tubuh mayat itu. Di lehernya ditemukan bekas tangan yang menunjukkan bahwa Elva telah dicekik. Lehernya patah dan hancur hingga terbalik, sama seperti yang diceritakan oleh Mary Jane.
Namun tak ada bukti bahwa pembunuhnya adalah suami Elva sendiri. Untuk itu Preston terus menyelidiki kasus ini dan mulai menggali masa lalu Shue. Pria ini pernah dua kali menikah sebelum akhirnya menikahi Elva. Istri pertamanya meminta cerai, sementara istri keduanya mengalami kematian yang misterius. Shue pernah dipenjara karena mencuri kuda. Sementara selama dalam tahanan dia pernah berencana untuk menikahi tujuh wanita.
Masa lalu Shue yang tidak bagus ini sudah memberikan cukup bukti bagi Preston.
Setelah itu, kasus kembali dibuka. Shue dibawa ke pengadilan dengan tuduhan telah membunuh istrinya. Preston berusaha menghindari isu mengenai hantu Elva yang mendatangi ibunya karena ini akan dianggap tidak sah oleh pengadilan. Namun pada akhirnya masyarakat mempercayai cerita ibu Elva, dan Shue dijatuhi hukuman penjara seumur hidup.
Bisa saja cerita hantu ini hanya karangan Mary Jane, ibu Elva, namun bisa juga hantu Elva benar-benar datang dan menceritakan semuanya. Apapun itu, faktanya adalah semua bukti yang didapatkan oleh ibu Elva melalui mimpinya terbukti benar, dan suami Elva telah dijatuhi hukuman sesuai kejahatannya.
Anda boleh percaya atau menganggapnya hanya isapan jempol belaka