Sebuah objek wisata yang berumur ratusan tahun biasanya tak lepas dari mitos, legenda, atau cerita rakyat yang dituturkan sebagai asal usulnya. Batu batu terkenal yang jadi ikon wisata di daerah masing masing ini juga demikian. Sejumlah legenda mengatakan kalau dulunya batu batu itu adalah manusia biasa yang lantas berubah manjadi batu karena kutukan.
Mulai dari Three Sisters di Australia hingga Batu Malin Kundang di Indonesia, berikut ini kami tampilkan batu batu yang dulunya adalah manusia dikutuk. Meskipun kisah kisahnya dibantah oleh ilmu pengetahuan, tetapi legenda batu batu ini masih tetap diceritakan secara turun temurun sebagai pembelajaran bagi manusia.
Berikut adalah 5 Legenda Manusia Yang Dikutuk Jadi Batu Paling Terkenal Di Dunia :
1. Bowerman's Nose, Inggris
Menurut Wikipedia, Bowerman's Nose adalah susunan batu granit kuno yang terletak di Dartmoor, Devon, Inggris. Batu setinggi 6,6 meter ini merupakan salah satu ikon Dartmoor. Ada yang mengatakan kalau nama Bowerman berasal dari bahasa Celtic, yaitu fawr maen yang berarti batu besar. Tetapi ada pula yang berpendapat kalau batu ini dulunya adalah seorang pemburu bernama Bowerman.
Jika dilihat dari sudut tertentu tumpukan batu ini memang tampak seperti sosok manusia dengan hidung mencuat. Menurut Atlas Obscura, kisah Bowerman dimulai ketika dia mengajak sekawanan anjing miliknya untuk berburu ke dalam hutan. Tanpa diduga mereka memasuki daerah kekuasaan para penyihir yang sedang melakukan ritual. Tanpa sengaja anjing Bowerman menumpahkan kuali yang digunakan para penyihir untuk ritual.
2. Three Sisters, Australia
Three Sisters adalah tiga batu lonjong yang berjejer di Jamison Loire, Blue Mountains, New South Wales, Australia. Masing masing batu ini memiliki nama, yaitu Meehni (922 meter), Wimlah (918 meter), dan Gunnedoo (906 meter). The Three Sisters terbentuk karena pengikisan tebing.
Walaupun terbentuk dari proses erosi, tetapi warga setempat percaya legenda menyebutkan kalau Meehni, Wimlah, dan Gunnedoo adalah tiga bersaudara dari suku Katoomba yang dulunya tinggal di Jamison. Tiga saudari ini menjalin cinta dengan tiga pemuda dari suku suku Nepean yang berselisih dengan Katoomba.
3. Arca Loro Jonggrang, Sleman - Indonesia
Arca Loro Jonggrang atau Roro Jonggrang adalah sebuah patung yang berada di dalam Candi Siwa di Prambanan, kompleks candi Hindu terbesar di Indonesia yang ada di Sleman. Menurut para arkeolog seperti dikutip Wikipedia, patung batu bersosok wanita tersebut adalah arca dewi Durga Mahisashuramardini. Tetapi legenda setempat menyebutkan kalau patung tersebut merupakan perwujudan Putri Roro Jonggrang.
Menurut cerita, Roro Jonggrang yang arti namanya gadis ramping adalah seorang putri jelita anak Prabu Boko. Ia dipinang oleh Bandung Bondowoso, seorang pangeran dari Kerajaan Pengging yang berseteru dengan Kerajaan Boko. Sang putri tak rela menikahi orang yang sudah membunuh ayahnya, tetapi tak kuasa menolak karena kerajaannya sudah dikuasai. Ia pun meminta seribu candi sebagai syarat pernikahan.
4. Batu Malin Kundang, Sumatera Barat - Indonesia
Malin Kundang adalah nama sebuah batu yang berada di Pantai Air Manis, Padang, Sumatera Barat. Bentuk batu ini menyerupai tubuh manusia yang sedang menelungkup seolah sedang meminta pengampunan. Konon batu ini adalah perwujudan Malin Kundang yang dikutuk menjadi batu oleh ibunya. Alkisah, Malin Kundang yang menjadi kaya raya setelah merantau malu mengakui ibu kandungnya yang miskin.
Karena kecewa, tak sengaja sang ibu mengutuk putranya. Mendadak badai besar datang menerjang kapal Malin Kundang dan menghancurkannya. Malin si anak durhaka pun berubah menjadi batu dalam sujud penyesalannya. Dan karang karang di sekitar pantai dipercaya merupakan sisa kapalnya yang rusak.
5. Goa Putri, Sumatera Selatan - Indonesia
Goa Putri adalah sebuah gua di Sumatera Selatan yang terkenal karena keindahan stalaktit dan stalakmit di dalamnya. Gua ini dinamakan Goa Putri karena berkaitan dengan cerita rakyat tentang Putri Balian dan Si Pahit Lidah. Konon dulunya gua tersebut adalah desa. Di sana mengalir Sungai Semuhun, ( yang sekarang mengalir di dalam gua dan bermuara di sungai Ogan ). Suatu hari Putri Balian mandi di sana. Lalu lewatlah Pangeran Serunting alias Si Pahit Lidah, pengembara sakti yang segala ucapannya berubah menjadi sabda.
Si Pahit Lidah menyapa sang putri tetapi tak dipedulikan. Tanpa sadar ia menggumam, Sombong sekali putri ini, diam saja seperti batu. Ternyata ucapan itu berubah jadi kutukan dan Putri Balian berubah menjadi batu. Si Pahit Lidah lalu meneruskan perjalanannya. Lalu ia sampai di desa tempat tinggal Putri Balian. Ia heran mendapati desa yang begitu sepi. Katanya ini desa, tapi tak ada orangnya, seperti gua batu saja, gumam Si Pahit Lidah. Lalu desa itu pun berubah jadi gua batu.