Ratusan warga Poso, Sulawesi Tengah, tampak laut dalam kesenangan di lapangan alun-alun Sintuwu Maroso. Lokasi tersebut sementara waktu disulap menjadi pusat pameran batu akik.
Dalam pameran batu akik tersebut, terjejal banyak model batu, mulai dari yang berbentuk bongkahan, hingga yang sudah berbentuk mata cincin.
Yang menarik dari ajang tersebut yakni, dipamerkannya berbagai batu akik lokal yang jarang diketahui banyak orang. Beberapa di antaranya ialah batu Candel Touna yang diklaim bakal menyaingi kepopuleran Bacan.
Keistimewaan batu ini sama seperti halnya Bacan, yakni dapat berproses alias 'hidup' dan dapat berubah warna. Untuk berproses, Batu Candel dikatakan hanya membutuhkan waktu satu tahun. Warna khasnya pun sama, yakni hijau.
Selain itu, ada pula batu Muali yang berwarna hitam polos. Batu tersebut diketahui terdapat di wilayah Kecamatan Pamona. Batu lokal Poso jenis lainnya adalah batu Puna yang bermotif corak hijau putih, yang ditemukan di daerah aliran Sungai Puna di wilayah Poso Pesisir.
"Pameran ini sengaja digelar untuk mempopulerkan batu lokal Poso. Supaya daerah lain juga dapat mengetahui, bahwa Poso juga memiliki batu yang menarik," tutur salah seorang panitia pameran, Panca.
Selain itu, salah satu batu akik Poso yang menjadi pesona daya tarik pengunjung, kata Panca, ialah giok hitam (black jade) Watu Moali. Batu jenis ini memang belum banyak diketahui oleh khalayak, termasuk warga Poso.
Sebab, giok hitam Watu Moali ini memang baru ditemukan belum lama ini di sebuah lokasi pegunungan yang berada di wilayah Kecamatan Pamona Timur.
Dari pantauan di lapangan, harga yang ditawarkan untuk batu cincin lokal asal Poso bervariasi, mulai dari Rp200 ribu hingga Rp500 ribu.
Dengan adanya tren batu akik, sejumlah perajin berharap agar Pemerintah Daerah Poso bisa terus mengembangkan serta meningkatkan keterampilan perajin. Bahkan diharapkan dapat membuka pasar perajin batu akik lebih luas lagi.
“Kami berharap Pemda bisa terus mendukung dan meningkatkan keterampilan perajin batu akik di Poso,” ujar Chan, salah seorang perajin yang menemati stand pameran.