Perkembangan bioteknologi di dunia memang menarik untuk disimak. Bagaimana tidak, hal yang tidak mungkin tiba-tiba bisa diubah menjadi mungkin. Bahkan, siapa tahu penelitian-penelitian inovatif yang kadang tak masuk akal itu bisa diterapkan di tubuh manusia.
Pendiri Kalbe Farma, Dr Boenjamin Setiawan menceritakan penelitian unik yang dilakukan Stanford University dan Harvard University kepada Merdeka.com saat wawancara eksklusif di kantornya.
Dia menceritakan ada sebuah penelitian dari dua universitas bergengsi dunia itu yang bertujuan menggabungkan dua tikus berbeda usia. Penelitian itu, kata dia, bertujuan agar tikus yang tua bisa 'menjadi muda' kembali.
Cara kerja penelitian pun cukup sederhana, yakni dengan menggabungkan bagian tubuh kedua tikus itu. Lebih lanjut, pemb*luh d*rah tikus muda dipindah ke tikus tua. Lalu bagaimana hasilnya?
"Penelitian itu berhasil loh. Kira-kira baru tiga tahun yang lalu dilakukan penelitian ini. Tikus tua ditempelkan ke tikus muda, dijahit. Dan pemb*luh d*rah dari tikus muda di transfer ke tikus tua. Saya kagum juga dengan para peneliti di sana. Hal yang di luar kepala bisa jadi seperti itu," ungkap Dr Boen sapaan akrabnya, (04/05).
Ia pun kembali menceritakan bahwa ternyata penelitian itu berhasil karena adanya molekul Growth Differentiation Factor 11 (GDF-11).
Berdasarkan informasi dari berbagai sumber, protein GDF11, yang banyak ditemukan dalam d*rah tikus muda, meningkatkan fungsi otak dan otot tikus yang lebih tua. Hasilnya, GDF11 merangsang perkembangan pemb*luh d*rah baru. Ini yang kemudian, lanjut dia, akan diteliti lebih jauh.
Lantas, apakah itu bisa diterapkan di manusia? Dr Boen pun menjawab, "Itu mimpi. Mimpi itu. Mungkin barangkali bisa terjadi di 10 atau 20 tahun lagi".