Gempa Nepal yang dahsyat telah membuka mata dunia betapa berbahayanya pegunungan Himalaya. Terlepas dari itu semua, ilmuwan telah berhasil menguak proses pembentukan pegunungan dengan puncak tertinggi di dunia itu.
Semuanya berawal dari 140 juta tahun silam, saat India masih menjadi bagian sebuah benua raksasa bernama Gondwana. Benua Gondwana sendiri saat ini sudah terpecah-pecah dan meliputi sampir seluruh daratan di Bumi bagian selatan.
Perubahan besar terjadi saat gerakan lempeng Bumi mendorong India memisahkan diri dari Gondwana ke arah utara sekitar 120 juta tahun lalu. Awalnya, kecepatan memisahkan India hanya 5 sentimeter per tahun.
Tetapi, saat benua-benua di dunia mulai naik dari bawah laut 80 juta tahun silam, India melaju ke arah utara dengan kecepatan 15 sentimeter per tahun. Angka itu lebih cepat dua kali dari gerakan lempeng Bumi.
India baru berhenti saat menabrak daratan Eurasia 50 juta tahun lalu. Dan karena dorongan yang begitu kuat setiap tahunnya, daratan di daerah tabrakan naik hingga terbentuklah pegunungan Himalaya yang memanjang dari Pakistan, India, China, Bhutan, dan Nepal. Puncak tertinggi Himalaya adalah gunung Everest yang menjulang hingga 8,85 kilometer di atas permukaan laut.
Setelah diteliti oleh ilmuwan MIT, kecepatan gerak daratan India yang menabrak Eurasia hingga membentuk pegunungan Himalaya disebabkan oleh tenaga dua tabrakan lempeng bumi. Saking kuatnya dua tabrakan itu membentuk deretan gugnung berapi di sekitar khatulistiwa dan mendorong India menjauh dari kutub selatan, Antartika.
"Saat melihat simulasi komputer bagaimana benua Gondwana terpecah, lempeng bumi saling bergerak dan bertabrakan, India berlahan-lahan terpisah dari Antartika dan terus menjauh ke utara. Itu terlihat sangat dramatis," ujar Leigh Royden, ahli geologi dari MIT, Daily Mail (04/05).
Tidak mengherankan bila akhirnya daerah pegunungan Himalaya sangat rawan terkena gempa bumi mengingat daratan India saat ini masih terus bergerak ke utara.