Kendati hanya berjualan jamu gendong, ibu Sumi (50) ini mampu mencetak kedua anaknya jadi sarjana. Berat memang, tapi begitulah perjuangan seorang ibu demi anak-anaknya.
Sejak tahun 1994, ibu asal Solo Jawa Tengah ini mengaku nekat merantau ke Bali. Itu dilakoninya lantaran satu impian bahwa anak-anaknya harus sekolah.
"Saya diajak tetangga merantau ke Bali. Awalnya saya pikir kerja pembantu, tetapi apa saja tak masalah asal halal. Sejak tahun 1994 tiba di Bali sudah jual jamu," akunya, Kamis (7/4).
Lebih mengharukan lagi, saat dirinya ke Bali terpaksa harus berpisah bersama suami dan kedua anaknya. Bahkan selama setahun lebih dirinya tidak bisa bertemu keluarga lantaran tidak punya biaya untuk pulang ke Jawa.
"Pelan-pelan asal dilakoni, buktinya anak saya sarjana. Anak pertama sekarang sudah kerja di Solo," tutur Sumi.
Dirinya mengaku tidak terbayang hanya dengan jualan jamu gendong di seputaran Kota Denpasar, ternyata mampu mengirim biaya pendidikan untuk anaknya hingga sarjana.
"Mbuh mas, pokoknya aku ngertinya anaknya sudah di wisuda. Aku ikut lihat anakku diwisuda, seneng banget," kenangnya.
Diakuinya kalau suaminya di desa kerja sebagai buruh harian saat panen padi milik orang. Kalau tidak panen, sudah pasti hanya uang hasil jualan jamu di Denpasar Bali yang diharapkan untuk kebutuhan di Jawa.
Sumi mengaku setiap harinya bisa meraup keuntungan antara Rp 100 ribu hingga Rp 120 ribu, setiap harinya. "Terpenting anak-anak, saya cukup makan nasi tanpa lauk, putihan aja di sini makannya," ucapnya lirih.
Kendati apa yang jadi impiannya sudah tercapai membuat anaknya tamat sarjana. Namun Sumi yang wajahnya sudah mulai keriput ini tetap berkeliling menggendong bakul jamu.
"Sudah telanjur kerasan (seneng) di Bali, nanti kalau sudah momong cucu baru saya balik ke Jawa," janjinya.
[hhw]