Ratusan warga Afghanistan berkumpul di Kabul untuk menyatakan duka atas meninggalnya ketua Dewan Tinggi Perdamaian, Burhanuddin Rabbani.
Warga juga melakukan protes atas terbunuhnya Rabanni karena aksi bom bunuh diri Selasa (20/09).
Rabbani -yang bertugas antara lain berunding dengan Taliban- tewas karena bom yang disembunyikan di Turban.
Presiden Hamid Karzai memotong singkat kunjungannya ke New York untuk menghadiri pertemuan PBB dan kembali ke Afghanistan.
Wartawan BBC David Loyn di Kabul mengatakan kain hitam dipasang di sepanjang jalan di dekat kediaman Rabbani.
Bekas-bekas pemimpin milisi termasuk yang datang ke rumah duka, dan tiba dengan mobil-mobil dengan kaca jendela hitam pekat.
Penjagaan keamanan diperketat di kawasan diplomatik Kabul, tempat kediamanan Rabbani, dan polisi memeriksa siapapun yang tiba di sana.
Burhanuddin Rabbani
- Tokoh senior dalam mujahidin yang berperang melawan pendudukan Soviet di Afghanistan tahun 1980-an
- Presiden Afghanistan dari 1992-1996 dan kemudian menjabat lagi tahun 2001
- Tokoh senior Aliansi Utara anti-Taliban dari 1996-2001
- Diangkat sebagai pemimpin Dewan Perdamaian yang dibentuk Presiden Hamid Karzai dengan tugas berunding dengan Taliban
Beberapa ratus orang -yang sebagian besar mengenakan surban hitam- membawa foto Rabbani dan membacakan ayat-ayat Quran.
Salah seorang pelayat, Hayatullah, mengatakan kepada kantor berita Reuters, “Kami datang untuk menyatakan kecaman terhadap musuh perdamaian dan stabilitas, musuh negara dan pemerintah. Kami mengecam pembunuhan pemimpin jihad dan perlawanan kami.”
Seorang warga Kabul Mirza Mohammad mengatakan kepada kantor berita Associated Press, “Ia menginginkan perdamaian di Afghanistan dan mengorbankan hidupnya untuk membawa perdamaian.”
Belum ada yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu. Wartawan kami Loyn mengatakan kemungkinan salah satu kelompok perlawanan.
Rabbani, 71, sempat melakukan pertemuan dengan para komandan Taliban. Ia kembali dari luar negeri beberapa hari lalu untuk menghadiri pertemuan itu.
Anggota Dewan Perdamaian, Fazel Karim Aymaq, mengatakan dua orang diundang ke pertemuan hari Selasa dan mereka mengatakan memiliki “pesan khusus” dari Taliban dan dianggap “sangat dapat dipercaya.”
“Salah seorang dari mereka menyandarkan kepala di bahu Rabbani dan meledakkan bom di turban,” kata Aymaq.
Presiden Karzai mengatakan, “Hari ini adalah hari duka bagi kami di Afghanistan namun hari persatuan untuk melanjutkan upaya kami.”