SURABAYA | SURYA Online – Tim Spe-K Tronics-3 ITS Surabaya yang membawa mobil berbahan bakar pemutih pakaian (hidrogen peroksida atau H2O2) akhirnya meraih juara umum ketiga dalam Chemical Engineering Car Competition (Chem-E Car) 2011 di Jerman, 26-28 September.
“Alhamdulillah, tim ITS (Spe-K Tronics) berhasil menorehkan nama harum Indonesia dalam ajang kompetisi Chem-E Car di Eropa yang kali ini diselenggarakan di Berlin,” kata Dosen Pembimbing Tim Spectronics-3, Hamzah Fansuri PhD, dari Berlin, Rabu (28/9/2011).
Dalam kompetisi bersamaan dengan “8th European Congress of Chemical Engineering” yang diselenggarakan “European Federation of Chemical Engineering” (EFCE) itu, katanya, tim ITS mampu menggeser universitas ternama di Jerman yang gagal masuk “lima besar” yakni TU Berlin, RW TH Aachen, TU Dresden, dan TU Clausthal.
“Tim ITS menjadi juara ketiga setelah TU Dortmund dan Uni Bremen, kemudian peringkat keempat adalah Amirkabir dan peringkat kelima adalah FH Munster. Tim ITS kalah dalam presentasi dan ketidakmengertian kebiasaan saintis Jerman,” katanya.
Kepala Laboratorium Studi Energi ITS Surabaya itu menjelaskan nilai ‘race’ (lomba) ITS mencapai 16 atau lebih tinggi dibandingkan dengan nilai ‘race’ Uni Bremen yang hanya 14, tapi nilai presentasi ITS hanya 19, sedangkan nilai presentasi Uni Bremen 23.
“Untuk juara pertama, nilai ‘race’ TU Dortmund adalah 20 dan nilai presentasinya 21, sehingga nilai total (point race dan point presentasi) TU Dortmund adalah 41, Uni Bremen 37, ITS 35, Amirkabir 34,1 dan FH Munster 34,” kata dosen Jurusan Kimia MIPA ITS itu.
Ia mengatakan ITS mendapat juara umum ketiga dan berhak atas sertifikat serta cek senilai 500 Euro. Tim lain yang berada di bawah 5 besar adalah dari Uni ternama di Jerman seperti TU Berlin, RW TH Aachen, TU Dresden dan TU Clausthal.
“Kompetisi di Eropa diawali dengan pengiriman konsep Chem-E car kepada panitia yang diikuti 50-an tim, tapi hanya 12 tim dengan konsep terbaik dan memenuhi syarat-syarat yang diundang untuk datang pada perlombaan tanggal 26 (persiapan) dan 27 September. Spe-K Tronics adalah satu-satunya tim dari Asia Tenggara,” katanya.
Namun, tim ITS itu akhirnya meraih sukses berkat dukungan Ditjen Dikti Kemdiknas, Garuda Indonesia, IKA Teknik Kimia ITS, BNI 46, dan Dubes RI di Jerman, Dr Eddy Pratomo, serta masyarakat Indonesia di Berlin.
Tim ITS terdiri dari Hardiyanto Dwi Putra Wijaya, Arditya Wicaktama, Muhammad Averous Ali Al Abid, Muhammad Fauzi, dan Otta Richard Bena Pinem. Mereka didampingi tiga dosen pembimbing yakni Prof Dr Renanto Handogo, Dr Hamzah Fansuri, dan Prof Tri Widjaja.
“Berbeda dengan mobil Spektronics-2 yang ikut kompetisi di Taiwan tahun lalu, maka sumber penggerak utama mobil Spe-K Tronics-3 adalah H2O2 (hidrogen peroksida) atau pemutih pakaian,” katanya.
Senyawa itu dipecah menjadi H2O (air) dan O2 (gas oksigen) dengan menggunakan katalis KI (kalium yodida). Gas O2 yang dihasilkan menyebabkan kenaikan tekanan yang selanjutnya (tekanan tersebut) digunakan menggerakkan piston yang bekerja persis seperti kereta api uap.
“Mobil yang selisih jaraknya dengan titik tujuan (17 m) terdekat mendapat nilai 20. Mobil-mobil berikutnya dikurangi dua poin berdasarkan urutannya. Sebagai contoh, mobil Spe-K Tronics menempati urutan ke tiga dalam hal jarak sehingga mendapat nilai 16 (tempat ke dua 18 dan tempat ke empat 14),” katanya.
Selanjutnya, poin tersebut ditambahkan dengan penilaian tim juri atas presentasi tim dengan nilai maksimum 25.
Sumber : Antara
Editor : Adi Sasono
” Jika Anda ingin mempublikasikan kembali tulisan ini di website atau blog Anda, mohon cantumkan link aktif menuju artikel yang bersangkutan termasuk semua link yang ada di dalam artikel tersebut, terima kasih. “