1. Saat tubuh kedinginan, jantung tetap hangat
Ketika berada di daerah dingin, tubuh kita otomatis akan mengalirkan darah dari kaki dan tangan menuju organ-organ vital – termasuk jantung- untuk menjaga suhunya supaya tetap normal. Itu sebabnya, kaki dan tangan kita kemudian terasa dingin. Ini mematahkan teori yang mengatakan bahwa orang-orang yang mempunyai jari tangan dan kaki dingin, berarti memiliki sirkulasi darah buruk serta jantungnya bermasalah.
2. Jarang bersosialisasi picu serangan jantung
Pasien serangan jantung yang jarang bersosialisasi memang lebih rentan mengalami depresi. Padahal, aliran hormon pemicu stres dapat membuat jantung bekerja lebih berat, hingga akhirnya berhenti berdetak. Arthur Agatston, MD, profesor dari University of Miami Miller School of Medicine, menyarankan para penderita jantung agar lebih mendekatkan diri lagi dengan teman atau keluarganya. Dukungan dari orang-orang terkasih ternyata sangat berarti, dan bisa membantu mereka untuk lebih tenang dan kuat menjalani hidupnya.
3. Perasaan terkejut bisa bikin jantung mau “copot”
Tak hanya karena kaget, kejadian yang membuat syok juga turut andil. Ini berkaitan dengan keberadaan aorta, saluran utama tempat darah mengalir ke lengan, leher, dan otak, yang terletak di bagian atas jantung. Saat terkejut, takut, atau gugup, kita merasa jantung berdenyut sangat kencang dan seolah hendak terlontar dari dada.
4. Bentuk jantung setiap orang berbeda-beda
Bentuk jantung orang berbadan tinggi dan kurus cenderung lebih panjang dan ramping. Sementara pada orang berbadan gemuk, bentuknya bisa beragam. Letak jantung pun bukan di sebelah kanan atau kiri dada kita, seperti yang dipahami banyak orang selama ini. Jantung kita sesungguhnya terletak di bagian tengah dada.
Bila selama ini dokter selalu memeriksa dengan meletakkan stetoskopnya di bagian kiri dada kita, itu karena ventrikel jantung sebelah kiri lebih besar dan terasa denyutnya, ketimbang yang di sebelah kanan.
Sumber:http://techonly13.wordpress.com