Tak ada orangtua yang ingin perkembangan anaknya terlambat termasuk berbicara. Tapi tanpa disadari, orangtua juga berperan sebagai penyebab lambatnya anak berbicara karena terlau banyak mengajak anak menonton televisi.
Sebuah penelitian mengungkapkan sekitar 1 dari 4 anak laki-laki dan 1 dari 7 anak perempuan memiliki masalah dalam hal kemampuan berbicaranya. Dan diperkirakan sekitar 4 persen dari jumlah anak yang berusia 3 tahun belum bisa berbicara.
Keterlambatan anak berbicara ini turut dipengaruhi oleh faktor keluarga yang sering mengajaknya menonton televisi secara terus menerus. Kebisingan dari suara televisi membuat anak kecil sulit memahami bahasa orang dewasa di sekitarnya.
Penelitian yang dilakukan oleh Jean Gross menemukan bahwa sebesar tiga persen dari bayi yang ada memiliki masalah kesulitan bicara yang signifikan. Anak-anak ini berusaha berjuang untuk mengerti kata apa yang diucapkan oleh orangtua atau kakaknya ketika ada suara televisi yang ikut terdengar, meskipun sebenarnya anak tersebut tidak ikut menonton televisi.
"Otak seseorang tidak meningkatkan pembelajaran dari mesin. Tapi bayi atau anak yang masih kecil akan mempelajari mimik wajah dan suara yang didengarnya dari orang-orang disekitar," ujar Jean Gross, seperti dikutip dari Dailymail, Selasa (5/1/2010).
Dalam survei yang dilakukan terhadap 1.000 orangtua, ditemukan sekitar 22 persen anak laki-laki dan 13 persen anak perempuan mengalami kesulitan berbicara dan memahami pembicaraan orang lain. Selain itu, diketahui sekitar 25 persen dari keluarga itu menghabiskan sebagian besar waktu atau sepanjang hari berada di depan televisi.
Seharusnya anak-anak mengucapkan kata-kata pertamanya saat memasuki usia 10-11 bulan dan sudah mulai lancar berbicara saat berusia 3 tahun. Tapi ternyata anak-anak yang sering menonton televisi mengalami keterlambatan. Hal ini ditambah dengan 1 dari 10 anak-anak memiliki televisi di dalam kamar tidurnya.
"Proporsi anak yang mengalami kesulitan berbicara dan memahami percakapan orang lain lebih banyak terjadi pada anak laki-laki, meskipun belum dapat diketahui mengapa bisa demikian," tambahnya.
Seperti diketahui, waktu yang penting untuk bayi belajar berbicara terjadi selama 3 tahun pertama kehidupannya (golden age/usia emas). Karena saat itu otak bayi sedang berkembang pesat.
Bayi usia itu akan mudah mengerti apa yang dibicarakan oleh orangtuanya meski belum bisa mengucapkannya dengan baik. Maka jika anak terlalu sering menonton televisi, dirinya tidak akan belajar komunikasi dua arah.
Sebuah penelitian mengungkapkan sekitar 1 dari 4 anak laki-laki dan 1 dari 7 anak perempuan memiliki masalah dalam hal kemampuan berbicaranya. Dan diperkirakan sekitar 4 persen dari jumlah anak yang berusia 3 tahun belum bisa berbicara.
Keterlambatan anak berbicara ini turut dipengaruhi oleh faktor keluarga yang sering mengajaknya menonton televisi secara terus menerus. Kebisingan dari suara televisi membuat anak kecil sulit memahami bahasa orang dewasa di sekitarnya.
Penelitian yang dilakukan oleh Jean Gross menemukan bahwa sebesar tiga persen dari bayi yang ada memiliki masalah kesulitan bicara yang signifikan. Anak-anak ini berusaha berjuang untuk mengerti kata apa yang diucapkan oleh orangtua atau kakaknya ketika ada suara televisi yang ikut terdengar, meskipun sebenarnya anak tersebut tidak ikut menonton televisi.
"Otak seseorang tidak meningkatkan pembelajaran dari mesin. Tapi bayi atau anak yang masih kecil akan mempelajari mimik wajah dan suara yang didengarnya dari orang-orang disekitar," ujar Jean Gross, seperti dikutip dari Dailymail, Selasa (5/1/2010).
Dalam survei yang dilakukan terhadap 1.000 orangtua, ditemukan sekitar 22 persen anak laki-laki dan 13 persen anak perempuan mengalami kesulitan berbicara dan memahami pembicaraan orang lain. Selain itu, diketahui sekitar 25 persen dari keluarga itu menghabiskan sebagian besar waktu atau sepanjang hari berada di depan televisi.
Seharusnya anak-anak mengucapkan kata-kata pertamanya saat memasuki usia 10-11 bulan dan sudah mulai lancar berbicara saat berusia 3 tahun. Tapi ternyata anak-anak yang sering menonton televisi mengalami keterlambatan. Hal ini ditambah dengan 1 dari 10 anak-anak memiliki televisi di dalam kamar tidurnya.
"Proporsi anak yang mengalami kesulitan berbicara dan memahami percakapan orang lain lebih banyak terjadi pada anak laki-laki, meskipun belum dapat diketahui mengapa bisa demikian," tambahnya.
Seperti diketahui, waktu yang penting untuk bayi belajar berbicara terjadi selama 3 tahun pertama kehidupannya (golden age/usia emas). Karena saat itu otak bayi sedang berkembang pesat.
Bayi usia itu akan mudah mengerti apa yang dibicarakan oleh orangtuanya meski belum bisa mengucapkannya dengan baik. Maka jika anak terlalu sering menonton televisi, dirinya tidak akan belajar komunikasi dua arah.