Orang-orang yang menderita stres karena pekerjaannya mengunjungi dokter umum 26 persen lebih sering dan 27 persen mengunjungi dokter spesialis lebih sering dibanding pekerja yang level stresnya rendah.
Hal itu terungkap dalam penelitian yang dimuat dalam jurnal BMC Public Health. Penelitian itu dilakukan dengan menganalisa data survei Canadian National Population Health dengan responden usia 18-65 tahun.
Level stres pekerjaan ditentukan oleh kendali pekerja atas sebuah keputusan serta tuntutan psikologis di tempat kerja. Para peneliti juga membagi para responden dalam beberapa bidang pekerjaan yang rentan stres, misalnya perdagangan, profesional, mekanik, kesehatan, bidang jasa, manajerial, serta pertanian.
"Cukup banyak penelitian yang menunjukkan stres berdampak secara langsung pada sistem kekebalan tubuh. Orang yang stres diketahui lebih rentan terkena penyakit," kata ketua peneliti Mesbah Sharaf, peneliti dari Kanada.
Para ilmuwan dari Universitas California, Los Angeles, AS, juga meneliti bagaimana stres memengaruhi sistem imun dengan cara meningkatkan level kortisol atau hormon stres. Jika hormon stres itu berada dalam sirkulasi darah dalam waktu lama akibatnya adalah menurunnya daya tahan tubuh.
Riset lain juga menunjukkan lingkungan kerja yang buruk berdampak pada kesehatan pekerja. Orang yang bekerja dalam lingkungan yang tidak ramah, baik itu dukungan dari rekan kerja atau atasan, memiliki status kesehatan lebih buruk dibanding orang yang bekerja di lingkungan kerja yang menyenangkan.
Kita bisa mengenali tanda stres mulai menyerang. Pertama adalah perubahan psikologi menjadi mudah marah, frustasi, serta perasaan tidak berdaya. Stres juga bisa muncul dalam bentuk gangguan fisik seperti sulit tidur, sakit kepala, rasa mual dan sakit maag.
Meski sulit dihindari, namun stres bisa dikelola. Bila tumpukan pekerjaan mulai menyebabkan Anda stres, ambilah cuti untuk melakukan kegiatan rekreasi. Berkumpul bersama keluarga juga bisa menjadi sarana pelepas stres yang manjur.